Target Emisi Berpotensi Turunkan 2 Gigaton Karbon

Jakarta - Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim, Rachmat Witoelar mengatakan target penurunan emisi 26 persen berpotensi menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 2,305 giga ton karbondioksida ekuivalen (CO2e).

Hal tersebut diungkapkan Rachmat dalam Rachmat Witoelar dalam diskusi mengenai perubahan iklim yang digelar masyarakat jurnalis lingkungan hidup (SIEJ) dan perkumpulan wartawan AJI, di Jakarta, Rabu.

Sebanyak 2,305 juta ton karbondioksida ekuivalen tersebut paling banyak dari sektor kehutanan sebesar 1,161 giga ton CO2e dan dan dari gambut 609 juta ton CO2e.

Sisanya berasal dari sektor listrik sebesar 225 juta ton CO2e, sektor pertanian sebesar 106 juta ton CO2e, sektor transportasi sebesar 87 juta ton CO2e, sektor minyak sebanyak 61 juta ton CO2e dan lain-lain sebesar 56 juta ton CO2e.

Sedangkan dalam Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi (RAN PE) sebesar 26 persen, sektor kehutanan dan lahan gambut ditargetkan turun sebesar 672 juta ton CO2e, sedangkan sektor limbah ditargetkan turun 48 juta ton CO2e.

Sementara sektor energi dan transportasi ditargetkan dapat menurunkan emisi sebesar 38 juta ton Co2e, sektor pertanian turunkan emisi sebesar 8 juta ton CO2e, dan sektor industri ditargetkan dapat menurunkan emisi sebesar 1 juta ton CO2e.

Sedangkan rencana aksi penurunan emisi dalam RAN PE dari sektor kehutanan dan gambut dengan pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pengelolaan sistem jaringan dan tata air, rehbailitasi hutan dan lahan, pemberantasan pembalakan liar, pencegahan deforestasi.

Sementara rencana aksi penurunan emisi dari sektor limbah berupa pembantunan tempat pembuangan akhir terpadu, pengelolana sampah dengan sistem eR dan pengelolaan air limbah terpadu di perkotaan.

Untuk sektor energi dan transportasi, rencana aksi berupa penggunaan biofuel, mesih dengan standar efisiensi BBM lebih tinggi, memperbaiki TDM kualitas transportasi umum dan penggunaan energi terbarukan.

Rachmat yang juga Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) mengatakan ada tantangan yang unik terkait RAN PE, misalnya bahwa submer-sumber emisi sangat tersebar secara geografis seingga tidak cocok untuk menerapkan proyek-proyek penurunan emisi dengan skala besar.

Sektor-sektor penghasil emissi tinggi merupakan pendorong penciptaan pekerjaan dan penghasil pemasukan negara yang signifikan, sehingga pemerintah harus berhati-hati dalam merencanakan penurunan emisi tidak berdampak negatif terhadap upaya pertumbuhan dan pengentasan kemiskinan.

Oleh karena itu, lembaga yang bertanggung jawab dalam menurunkan emisi dituntut untuk mengembangkan program yang tepat, bersasaran, terukur dan memberikan dampak yang nyata.

Rachmat menambahkan penguatan kelembagaan perlu dilakukan dalam pengelolaan dan pelaksanaan kebijakan serta pendanaan perubahan iklim.


sumber: Yahoo.com

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.