Olahraga tradisional yang dulunya sering dimainkan untuk warga mengisi waktu ketika ada anggota yang meninggal dunia itu kini dilestarikan sebagai warisan budaya.
Pertandingan sepak sawut sangat seru karena bola yang digunakan adalah bola api yang terbuat dari kelapa dilumuri minyak kemudian dibakar. Pemain harus siap kesakitan karena api sering menyentuh kulit mereka.
Para penonton pun tidak jarang harus lari kocar-kacir ketika bola api mengarah keluar lapangan dan mengarah kepada mereka. Meski begitu, pertandingan tetap berlangsung seru dengan suasana keakraban antar pemain yang berasal dari 14 kabupaten/kota se Kalteng.
Sumber: www.Banjarmasin post.com