KUALAKAPUAS,Banjir yang merendam sejumlah kawasan di wilayah Kecamatan Kapuasmurung, mulai menyurut. Namun dampak yang terjadi, sekitar delapan ton bibit padi yang telah disemai, fuso atau rusak.
Rusaknya bibit yang terlanjur disemai itu diperhitungkan berdasarkan jumlah luasan tanam lahan yang mencapai 319 hektare dan kini belum bisa dikelola karena air masih tinggi.
"Dengan ketinggian air berkisar 30-40 sentimeter di lahan pertanian saat ini, belum memungkinan anak padi ditanam. Padahal, petani sudah menyemai hampir delapan ton bibit di daerah itu," ujar Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura (Distantura) Kapuas Afiadin Husni, Minggu (23/5/2010).
Untuk musim tanam April-September, Distantura Kapuas menargetkan penanaman padi di 536 hektare lahan pada wilayah Kecamatan Kapuasmurung. Program ini dilakukan dalam rangka pencapaian target panen 350 ribu ton gabah yang dicanangkan pada 2010.
Dari jumlah tersebut, 217 hektare di antaranya telah ditanami padi tapi kini terendam. Selebihnya, seluas 319 hektare belum ditanami bibit. Menurut Avenfiadin, pihaknya mempersiapkan bantuan sebanyak 13 ton bibit pengganti untuk disalurkanan bagi petani di sejumlah desa yang kini terendam itu.
Sebanyak 17 desa di Kapuasmurung sejak satu bulan terakhir terendam. Tidak hanya kawasan pertanian pada eks Proyek Lahan Gambut (PLG) sejuta hektare, tapi rumah yang dihuni sekitar 19 ribu warga juga terendam.
Selain kiriman dari Barito, debit air yang merendam kawasan itu disebabkan tingginya curah hujan. Sebagai upaya, Distantura Kapuas melakukan inventarisasi peralatan dan lahan yang tersedia di daerah itu.