Gairah Piala Dunia Menurun

Gairah Piala Dunia di Afrika Selatan (Afsel) seolah sudah menurun pada hari keempat. Kota-kota tampak sepi, tak terlalu banyak pendukung atau kemeriahan yang besar di jalan-jalan menuju stadion. Kemeriahan hanya terjadi saat pembukaan.

Saat Belanda dan Denmark bertanding di Stadion Soccer City, tak terlalu banyak pendukung yang datang. Bahkan, di tempat parkir di Museum Apartheid saja masih banyak ruang tersisa. Padahal ini pertandingan besar. Suporter dari luar negeri memang belum terlihat banyak.

Penonton yang datang kebanyakan warga lokal. Bahkan, masih banyak yang memakai kaus Afsel. Tak heran kini muncul isu bahwa penonton tanpa tiket kemungkinan akan dibebaskan masuk pada babak kedua. Ini terutama berlaku buat pertandingan-pertandingan yang tiketnya kurang laku.

Isu itu sudah beredar di kalangan wartawan. Namun, terlepas dari itu, tampaknya kemeriahan Piala Dunia tak seramai sebelumnya. Di setiap FIFA Fan Fest, acaranya juga terlalu sederhana. Biasanya hanya nonton bareng dengan layar lebar dan dihibur kuis atau band lokal yang tak terlalu menarik.

Sementara itu, di sekitarnya tak ada stan-stan yang menyuguhkan hiburan menarik. Yang ada hanya stan-stan dari sponsor resmi yang hanya menjual produknya. Seorang warga Pretoria justru tersenyum ketika ditanya pendapatnya tentang suasana yang makin sepi.

"Rakyat sebenarnya tak terlalu peduli dengan Piala Dunia karena tak menyentuh akar rumput. Kecuali kalau Afsel yang main. Selain itu, masih banyak yang suka rugbi daripada sepak bola," kata Treeby.

Mungkin, situasinya tak akan jauh berbeda kecuali mendekati babak-babak penting. Sebab, suporter luar negeri tampaknya masih berpikir panjang ke Afsel hanya untuk pertandingan babak awal. Keamanan menjadi salah satu faktor utamanya.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.