Dua Kekalahan yang Mengguncang China

BEIJING, Sistem pelatnas terpadu yang selama ini menjadi pilar utama kejayaan olah raga China mulai dipertanyakan, setelah kekalahan dua regu mereka di kejuaraan dunia.

Akhir pekan lalu, tim tenis meja puteri China dikalahkan tim Singapura di kejuaraan dunia yang berlangsung di Moskwa, Rusia. Pekan sebelumnya, tim Piala Uber China juga tak berdaya menghadapi tim Korea Selatan di final kejuaran dunia bulu tangkis beregu di Bukit Jalil, Malaysia.

"China harus sadar bahwa sistem pelatnas dan pembinaan olah raga terpadu yang dikendalikan negara seperti selama ini juga bukan jaminan untuk sebuah dominasi," tulis media massa negara tersebut. "Kita membutuhkan banyka cara untuk menghasilkan atlet."

Namun media massa mau pun blogger China juga mengritik pemerintah yang memberi prioritas berlebihan kepada beberapa cabang olah raga. "Kita mengeluarkan banyak hal untuk mengembangkan olah raga tersebut. Sekarang hasilnya digunakan oleh lawan untuk mengalahkan kita. Sementara mereka didanai oleh para pembayar pajak," tulis Jin Shan, blogger yang mantan jurnalis olah raga.

Tim tenis meja puteri Singapura terdiri dari para pemain asal China, yaitu Feng Tianwei, Wang Yuegu dan Sun Bei Bei. Mereka mendapat sambutan meriah di negara pulau tersebut saat pulang dari Moskwa. "Orang boleh saja bilang mereka berasal dari China. Tetapi saat ini mereka adalah orang Singapura," kata Patrick Low pengusaha negara tersebut. www.kompas.com
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.