Pria Bersenjata Bakar Kamp PBB di Gaza

GAZA CITY, ria-pria bersenjata dan bertopeng membakar satu kamp musim panas yang dikelola PBB di Jalur Gaza, Minggu (27/6) malam. Menurut badan PBB urusan Pengungsi Palestina (UNRWA), hari ini, itu merupakan serangan kedua dalam sebulan ini. UNRWA mengutuk serangan itu, yang agaknya dilakukan kelompok garis keras Islam yang menganggap kamp-kamp itu sebagai simbol Barat yang merusak karena anak laki-laki dan perempuan bergaul secara bebas. "Ini adalah satu contoh lain tingkat eksterisme yang berkembang di Gaza dan bukti lebih jauh perubahan mendesak keadaan di lapangan," kata direktur UNRWA untuk Gaza, John Ging. Juru bicara PBB, Adnan Abu Hasna, mengatakan para penyerang mengikat penjaga di kamp di Gaza tengah itu sebelum membakar kursi-kursi, meja-meja, dan peralatan lainnya. UNRWA berjanji akan memperbaiki kamp itu dan mengatakan, pihaknya akan mempertahankan 1.200 kamp musim panasnya, yang menampung lebih dari 250.000 anak Gaza dalam kegiatan olah raga, seni dan teater pada waktu istirahat musim panas.

Hamas mengecam serangan terdahulu pada 23 Mei yang dilakukan belasan pria bersenjata dan bertopeng yang juga mengikat para penjaga malam serta membakar tenda-tenda dan meninggalkan sepucuk surat berisikan ancaman yang ditujukan pada Ging. Polisi Hamas kemudian menahan beberapa tersangka. Hamas hanya melakukan tindakan terbatas untuk memberlakukan hukum Islam di masyarakat konsnservatif itu sejak gerakan tersebut menguasai Gaza pada Juni 2007, setelah menggulingkan gerakan Fatah yang menguasai Pemerintah Palestina yang didukung Barat itu. Kelompok Islam itu mengoperasikan jaringannya sendiri berupa kamp-kamp musim panas yang memisahkan anak laki-laki dengan perempuan dan dipusatkan pada pengajaran Al Quran.

Dalam tahun-tahun belakangan ini kelompok-kelompok yang lebih radikal melancarkan beberapa serangan bom dan serangan-serangan lainnya yang ditujukan pada organisasi-organisasi Kristen, salon-salon kecantikan dan kafe-kafe untuk pria dan wanita, tetapi jarang mencederai orang. UNRWA memberikan bantuan pangan dan mengelola sekolah-sekolah dan klinik-klinik untuk lebih dari satu juta pengungsi yang terdaftar, dua pertiga dari penduduk wilayah itu. Sebagian besar pengungsi Gaza merupakan keturunan dari ratusan ribu warga Palestina yang diusir atau lari dari perang tahun 1948 yang menghasilkan pembentukan negara Israel. www.kompas.com
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.