
MARTAPURA - Pemadaman listrik yang belakangan kerap terjadi juga berimbas pada pelayanan medis di RSUD Ratu Zalecha, Martapura. Biaya untuk pembelian bahan bakar solar guna menggerakkan genset membengkak. Selama seminggu, pihak RSUD harus membeli solar hingga 600 liter.
Plt Direktur RSUD Ratu Zalecha, Ikhwansyah, mengaku sangat terganggu dengan pemadaman ini. Apalagi pemadaman terjadi tak kenal waktu. Bisa siang, malam, atau pagi sekalipun.
Pemadaman tak terjadwal sering kali membuat pihak RSUD kalang kabut mengatasinya.
"Pernah pukul 00.00 Wita saya terima laporan listrik padam dari petugas bahwa solar habis. Waduh, dalam keadaan seperti itu saya terpaksa harus turun melihat keadaan di rumah sakit," ungkapnya, Rabu (16/6/2010).
Menurut Ikhwansyah, semenjak listrik sering padam penggunaan bahan bakar solar untuk menggerakkan pembangkit membengkak dua kali lipat. Biasanya, seminggu bahan bakar yang diperlukan antara 200-300 liter.
Tetapi setelah seringnya terjadi pemadaman, sebutnya, dalam seminggu penggunaan solar membengkak sampai 600 liter. Dikalikan dengan harga solar Rp 5.000 per liter maka per minggu dana yang dikeluarkan untuk membeli solar sebesar Rp 3 juta.
Untuk membeli solar, terang Ikhawansyah, diambilkan dari dana alokasi pembelian bahan bakar. Namun, dana tersebut alokasinya juga terbatas karena ketika disusun pengganggaran untuk pembelian bahan bakar tidak diperkirakan akan ada gangguan listrik seperti sekarang ini.
"Saya tidak ingat persis anggarannya. Tetapi, untuk bahan bakar genset ada dianggarkan dalam setahun. Tetapi, itu dianggarkan dalam keadaan listrik normal. Kalau seperti sekarang ini, saya khawatir dana yang teranggarkan habis," katanya.
Diakuinya, dalam keadaan daya listrik PLN yang tidak stabil seperti sekarang ini dia terus khawatir bila terjadi pemadaman karena listrik sangat vital untuk menggerakkan berbagai peralatan medis yang ada di RSUD setempat.
"Ketika ada pasien yang sedang menjalani operasi saya selalu berdoa agar tidak sampai terjadi pemadaman. Sebab, pemadaman listrik akan sangat mengganggu jalannya operasi bahkan mengancam keselamatan pasien," katanya.
Sementara itu dI Banjarbaru, pemadaman listrik yang kerap terjadi tidak terlalu berpengaruh terhadap alokasi atau anggaran dana operasional RSUD setempat. Terpisah mengatakan, pemadaman sepekan terakhir memang menyebabkan ada peningkatan penggunaan genset.
Kabid Penunjang di RSUD Banjarbaru, Rizana Mirza, menyatakan, di RSUD Banjarbaru, memiliki jalur khusus sehingga ketika terjadi pemadaman di satu wilayah suplai listrik masih bisa menggunakan jalur lainnya. Kecuali, keseluruhan jalur sudah padam baru suplai listrik ke RSUD Banjarbaru terhenti.
Sumber: Banjarmasin Post.com