JAKARTA, Perekonomian global masih dalam proses pemulihan akibat krisis keuangan dunia yang sangat berat pada tahun 2008. Perekonomian Amerika Serikat, China, India, dan Jepang menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan kinerja yang semakin baik, namun situasi itu masih rapuh dan penuh ketidakpastian.
"Meskipun secara umum kinerja perekonomian dunia terus menunjukkan sinyal perbaikan, namun situasi ekonomi dunia masih dapat dikatakan rapuh dan penuh ketidakpastian. Karena, pemulihan ekonomi dunia saat ini ditopang oleh pasokan likuiditas global melalui intervensi kebijakan moneter yang sangat ekspansif dan kebijakan fiskal yang counter cyclical secara masif di semua negara. Ini dipercaya tidak akan bertahan lama," tutur Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, saat menyampaikan Pidato Menteri Keuangan RI pada Penyampaian Pengantar atau Keterangan Pemerintah atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal Tahun Anggaran 2011.
Menurut Sri Mulyani, perbaikan ekonomi di Amerika Serikat antara lain ditandai dari meningkatnya kapasitas produksi, menguatnya konsumsi dan daya beli rumah tangga, meningkatnya penyerapan tenaga kerja, serta meredanya laju rasionalisasi pegawai (PHK). Hal serupa juga terjadi di Jepang dan India, dimana aktivitas produksi dan konsumsi masyarakat cenderung terus menguat.
Adapun di China, perbaikan ekonomi bisa terlihat dari pertumbuhan ekonomi triwulan I 2010 yangmencapai 11,3 persen. Ini merupakan pertumbuhan tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Ini yang menimbulkan masalah baru, yakni ancaman overheating terutama di sektor propertinya.
"Sejalan dengan kenyataan semakin membaiknya kinerja perekonomian global tersebut, optimisme masyarakat duni a akan pemulihan ekonomi global juga terus meningkat. Dalam World Economic Outlook (WEO) edisi Apri 2010, laju pertumbuhan dunia tahun 2010 diperkirakan 4,2 persen. Itu meningkat dibandingkan proyeksi WEO bulan Januari 2010, yang memperkirakan 3,9 persen," ungkap Sri Mulyani.
Namun, ujar Sri Mulyani, secara umum kinerja perekonomian dunia terus menunjukkan sinyal perbaikan. Situasi ekonomi dunia masih dapat dikatakan rapuh dan penuh ketidakpastian. Pemulihan ekonomi global saat ini ditopang pasokan likuid itas global yang tidak bisa bertahan selamanya.
"Konsolidasi kebijakan dan exit policy dari krisis oleh negara-negara maju akan menciptakan tantangan baru, yaitu likuiditas yang berangsur berkurang, suku bunga meningkat, pengetatan belanja, dan kenaikan pajak. Langkah-langkah tersebut akan menyebabkan pemulihan ekonomi dapat terkendala dan bahkan bisa mengalami perlembatan kembali," katanya. Sumber: www.kompas.com
Home / Bisnis /
Info Terkini /
Top News
/ Ekonomi Global "SMI: Pemulihan Ekonomi Global Masih Rapuh"