"BP Migas yang telah meninjau dan meneliti semburan gas di lokasi gempa itu memperingatkan bahwa semburan gas itu berbahaya," kata Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Rabu.
Oleh karena itu, kata dia, Pemerintah Provinsi Sulbar meminta Pmerintah Kabupaten Mamuju Utara mengungsikan puluhan warga yang bermukim di dekat titik semburan gas tersebut untuk menghindari jatuhnya korban.
Ia mengatakan, penyebab semburan gas yang sebelumnya disertai dengan api di sejumlah titik pascagempa berkekuatan 5,3 skala Richter pada 16 Juni 2010 pukul 08,52 Wita itu masih diteliti BP Migas.
"BP Migas masih meneliti penyebab semburan gas yang sebelumnya disertai api di lokasi gempa tersebut, hasil penelitiannya akan disampaikan kepada pemerintah di Sulbar sekitar dua minggu lagi," katanya.
Sementara itu lubang tempat semburan gas yang ukurannya kecil kini membesar menjadi seperti sumur dengan diameter sekitar tiga meter sementara semburan api yang muncul bersamaan dengan gas berhasil dipadamkan oleh seorang tokoh agama di Kecamatan Baras dengan menyiramkan air.
Semburan gas masih mengepul ke udara seperti asap, sementara di bawahnya seperti air mendidih, meskipun semburan api telah dipadamkan.
"Sebelumnya semburan api sangat mengkhawatirkan warga setempat karena tingginya mencapai sembilan meter sebelum berhasil dipadamkan, gas juga mengepul dan masih belum dapat dikendalikan hingga lubang tempatnya sudah membentuk sumur gas," kata Humas Pemkab Mamuju Utara Saidiman Marto usai melakukan kunjungan ke lokasi gempa.
Sumber: Yahoo.com