
Demikian pikiran yang mengemuka di dalam diskusi memperingati hari lahir Pancasila di gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, Selasa.
Tampil sebagai pembicara Ketua Umum Serikat Petani Indonesia Hendry Saragih, pakar agraria Gunawan Wiradi, dan Wakil Sekjen PBNU Abdul Mun`im DZ.
Menurut ketiga pembicara, tanpa penghayatan terhadap dasar negara, Indonesia akan terseret arus globalisasi yang justru merugikan kepentingan sendiri.
Hendry menyoroti amendemen UUD 1945, yang telah dilakukan empat kali, yang hasilnya justru dinilainya tidak mencerminkan kepentingan masyarakat Indonesia, terutama di bidang ekonomi.
"Amendemen lebih banyak mengakomodasi kepentingan dari luar, jauh dari cita-cita proklamasi serta amanat Pancasila," katanya.
Pendapat senada dikemukakan Gunawan Wiradi. Ia menilai globalisasi dengan pasar bebasnya tak ubahnya penjajahan bentuk baru bagi negara yang berposisi lemah.
"Indonesia telah masuk kembali ke dalam era penjajahan, meskipun pemerintahannya dipegang oleh orang Indonesia sendiri," kata penerima gelar doktor honoris causa dari Institut Pertanian Bogor itu.
Oleh karena itu, lanjutnya, semangat kemerdekaan perlu digelorakan lagi. Pancasila harus terus-menerus menjadi spirit bagi bangsa Indonesia untuk maju dan benar-benar merdeka.
Sementara Abdul Munim DZ menyoroti tatanan politik Indonesia pascareformasi yang dinilainya tidak sesuai dengan semangat demokrasi Pancasila. Ia mencontohkan pemilihan kepala daerah yang dilakukan secara langsung.
Sumber : www.Yahoo.com