PALANGKARAYA - Setelah sempat stabil, harga karet di Kalteng mulai goyah. Sebulan terakhir, harga karet berfluktuatif cukup cepat mulai dari Rp 11.000 hingga turun mencapai Rp 8.500 per kilogram. Edy, salah seorang pemilik kebun karet di Kabupaten Gunungmas mengatrakan, penurunan harga terjadi sejak sebulan terakhir. Warga berharap harga kembali naik sehingga penghasilan petani karet kembali menggembirakan.
"Terakhir informasi yang saya terima, harga karet di desa sekitar Rp 8.500 per kilogram. Harga karet sekarang ini memang cepat berubah, jadi harus sering berbagi informasi terkait perkembangan harga," ujarnya, Jumat(11/6/2010).
Bani, salah seorang pengumpul karet mengatakan, harga sebulan terakhir memang berfluktuatif. Namun beberapa hari terakhir ini, harga karet mulai membaik dan diprediksi akan menembus Rp 10.000 hingga Rp 11.000 per kilogram.
"Kalau saya menyebutnya sih, harga saat ini masih stabil karena masih stabil. Sempat turun ke harga, tapi kemudian stabil lagi. Mudah-mudahan tidak turun, kalau bisa naik terus," ujarnya seraya tersenyum.
Bani mengaku membeli karet dalam jumlah tidak terlalu banyak karena dia tergolong baru dalam bisnis tersebut. Dia pun mengaku belum banyak mendapat kolega dari petani sehingga masih berusaha mengumpulkan karet dari petani yang belum terikat kerjasama dengan pengumpul lainnya.
Para pengumpul masih bisa mendapatkan untung karena harga karet di Banjarmasin rata-rata di atas Rp 10.000 per kilogram. Bahkan harga lebih tinggi bisa didapat jika sudah mempunyai jaringan bisnis sehingga bisa menjualnya langsung ke Jawa atau mengekspor ke luar negeri.
Seperti diketahui, hasil kebun karet memang cukup menjanjikan. Satu hektare kebun karet baru dengan jumlah sekitar 600 pohon, bisa menghasilkan satu hingga dua ton lebih dalam sebulan.
Sumber: www.Banjarmasin Post. com