"Wah, sepertinya ada nasib baik untuk Afrika Selatan," kata dukun berusia 33 tahun itu setelah melihat serpihan tulang hewan dan kerang yang tadi digenggaman kini berserakan di depannya.
"Lihatlah, tidak akan ada masalah. Tidak akan ada bom," tambahnya sambil menunjuk ke arah sebuah tulang jari yang tergeletak jauh dari kumpulan tulang yang berserakan di lantai sebuah stasiun bis.
Namun begitu, nampaknya perkiraan Nsukwini tidak sama dengan perkiraan pihak lain setelah sebuah laporan yang dimuat di koran menyatakan ada kemungkinan 80 persen akan terjadi serangan teror saat penyelenggaraan Piala Dunia.
Tapi di Afrika, di mana sihir dan mistik memiliki peranan dalam kehidupan masyarakat, ramalan seperti yang dilakoni Nsukwini bisa sama dipercayainya seperti keterangan dari pemerintah.
Di sektor olahraga, ramalan juga biasa digunakan untuk memprediksi peruntungan tim Afrika. Para dukun dengan menggunakan kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan orang mati bisa meramalkan keberuntungan pemain atau apakah sihir yang diucapkannya untuk tim bekerja dengan baik.
Walau begitu, memprediksi hasil Piala Dunia agak sedikit diluar jangkauan dukun lokal kebanyakan. Namun Nsukwini dengan cukup yakin mengatakan Afsel akan menjadi tim kuat di turnamen nanti meskipun FIFA menempatkan negara ini di peringkat 83.
Ramalan lain dari dukun Nigeria John Adatiri bahkan dengan lebih gamblang memperkirakan Nigeria akan masuk babak perempat final dan bahwa Brasil yang akan menjuarai Piala Dunia 2010.
Di Pantai Gading, negara bagian barat benua Afrika yang juga memiliki mimpi bisa memenangi Piala Dunia, beberapa suporternya sudah mengunjungi dukun setempat atau sebuah hutan kecil yang dikeramatkan untuk memberi sedikit bumbu magis bagi keberhasilan tim kesayangan mereka.
"Kami mengunjungi hutan suci dua atau tiga kali seminggu untuk mendukung tim," kata Gnahouleou Emile, ketua perkumpulan suporter Panati Gading.
Selain meramal, dukun di Afsel juga telah merekomendasikan untuk mengorbankan seekor sapi yang disembelih di stadion Soccer City, Johannesburg, untuk memberkati lapangan itu sekaligus memberikan tambahan semangat spiritual bagi tim Bafana Bafana.
Namun, orang dalam mengatakan penggunaan unsur-unsur kepercayaan tradisional berkurang di klub-klub papan atas di Afsel karena banyak pelatih yang bukan orang Afrika lebih memilih meningkatkan semangat anak-anak asuhannya lewat latihan fisik daripada lewat mistik.
Sumber : www.Yahoo.com