Rusuh di Thailand 50 Tewas dan 1.600 Warga Sipil Terluka

Fotografer mengerubungi seorang demonstran anti-pemerintah Thailand yang tewas tertembak.

Aksi kekerasan yang terus mencengkram jantung kota Bangkok, menambah daftar korban yang tewas.

Ada delapan korban baru dalam insiden kekerasan yang pecah pada akhir pekan di tengah tekad perdana menteri untuk tidak mundur dan ancaman angkatan darat menumpas ribuan demonstran.

Pertempuran jalanan antara tentara dan kelompok demonstran kaos Merah, yang anti-pemerintahan PM Abhisit Vejjajiva dalam dua hari ini telah menewaskan sedikitnya 24 orang.

Semua korban tewas dalam insiden kekerasan yang melukai 187 orang itu adalah warga sipil.

Militer Thailand pun menetapkan satu daerah di kota Bangkok sebagai zona tembak mati dalam upayanya mengambil alih kendali.

Gambaran perang kota mewarnai daerah-daerah pinggiran selatan dan utara Bangkok yang menjadi kantong kekuatan demonstran Kaos Merah yang pro-mantan PM Thaksin Shinawatra setelah tentara menguasai wilayah itu Kamis lalu.

Penyelenggaraan Pemilu awal yang semula direncanakan dibatalkan PM Abhisit Vejjajiva pekan lalu akibat kubu demonstran anti-pemerintah menolak mundur.

Personil tentara yang diterjunkan ke jalan-jalan kota Bangkok melepaskan tembakan ke arah para demonstran yang beberapa di antaranya dilengkapi bom molotov.

Asap hitam dari ban-ban yang dibakar para pendukung Kaos Merah juga mengepul ke udara.

Menurut seorang fotografer AFP, tiga jenazah korban tampak terbaring di atas tanah di daerah yang dilengkapi papan peringatan militer bertuliskan pemakaian peluru tajam dalam penumpasan.

Sejak kelompok Kaos Merah menggelar aksi 12 Maret lalu, Kementerian Layanan Darurat dan Kesehatan Thailand mencatat jumlah korban tewas sudah mencapai setidaknya 50 orang tewas. Sebanyak 1.600 orang lainnya terluka dalam berbagai insiden kekerasan.

Pemimpin kelompok "Kaos Merah", Jatuporn Prompan, menyebut "situasi saat ini hampir seperti perang sipil penuh. Saya tak tahu kapan konflik ini berakhir".

Para demonstran anti-pemerintah mengarahkan ban-ban mobil yang mereka bakar ke para tentara.

Dalam aksinya, mereka juga meluncurkan kembang-kembang api ke arah helikopter yang terbang di atas angkasa kota Bangkok.

Juru Bicara Angkatan Darat Thailand Sunsern Kaewkumnerd mengingatkan rencana tentara menyerang Ratchaprasong, daerah yang menjadi kantong utama para demonstran kecuali kalau mereka bubar.

Namun dia tidak memberi tanggal pasti pelaksanaan aksi tentara itu karena tanpa perencanaan matang, dikhawatirkan akan jatuh lebih banyak korban.

Sudah dua bulan ribuan orang demonstran berkaos Merah mengubah satu wilayah luas kota Bangkok bak negara dalam negara. Aksi mereka ini mempengaruhi bisnis ritel, perhotelan, dan kehidupan sehari-hari warga kota Bangkok berpenduduk 12 juta jiwa itu.

Selaku ketua Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Vietnam telah meminta semua pihak agar "menahan diri dari aksi kekerasan dan mencari upaya perundingan damai".

Pemerintah Amerika Serikat yang menutup kantor kedutaan besarnya sejak Kamis lalu telah mengeluarkan larangan bepergian ke Bangkok.

Gedung Putih juga telah mengizinkan pengevakuasian para staf Kedubes yang tak perlu beserta keluarga mereka keluar Thailand. Sumber: www.kompas.com
Share on Google Plus

About Agoes Cho

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.