Hujan lebat, Selasa, menyebabkan permukaan air naik dengan cepat di wilayah tersebut. Banyak warga bahkan tak sempat melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi. Mereka terpaksa mencari tempat berlindung di atap rumah. Pihak berwenang di Var mengatakan, korban tewas 11 orang dan dua orang hilang. "Kami belum pernah melihat hal seperti ini dalam satu dekade terakhir," kata seorang pejabat tinggi Var, Hugues Parant.
Akibat banjir itu, sekitar 200.000 rumah hidup tanpa listrik, sebuah kereta api cepat juga terjebak bersama 300 penumpangnya dalam perjalanan dari Nice ke Lille. Jawatan kereta api Perancis, SNCF, menghentikan semua layanan kereta api antara Toulon dan Saint-Raphael sampai Kamis, karena sekitar tiga-kilometer rel di jalur itu terendam banjir.
Presiden Perancis Nicolas Sarkozy telah menyampaikan ucapan belasungkawa bagi keluarga korban. Ia juga menyampaikan dukungan bagi regu penyelamat yang telah bekerja nonstop untuk memberikan bantuan dan menemukan mereka yang masih hilang.
Kepala Operasi Darurat Corinne Orzechowski mengatakan, curah yang turun sejak Selasa mencapai lebih dari 30 cm dan itu menyebabkan permukaan air naik ke tingkat yang mengkhawatirkan di jalan-jalan di Draguignan, sebuah kota berpenduduk sekitar 40.000 orang. "Pagi ini, kami bangun untuk menemukan sebuah kota yang hancur, (kami) sangat terpukul dengan mobil yang jungkir balik dan mengambang di jalan-jalan, jalanan serta rumah-rumah juga rusak," kata Orzechowski seperti dikutip AFP. www.kompas.com